Gangguan kepribadian Narsisistik merupakan gangguan di mana penderita memiliki perasaan yang lebih superior dibanding orang lain yang bersifat menetap. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan perhatian secara berlebihan dan tidak mampu untuk merasakan perasaan orang lain. Seringkali orang mengatakan gangguan ini sebagai orang yang angkuh, tiada peduli dengan pandangan orang lain dan tinggi hati. Penderita seringkali menilai diri sendiri jauh lebih baik daripada apa yang sudah ia lakukan dan memiliki hasrat yang sangat kuat untuk mendapatkan perhatian dan dikagumi.
Seseorang yang narsis pikirannya dipenuhi dengan khayalan mengenai kesuksesan, kekayaan, kekuasaan dan cinta yang ideal. Penderita tidak atau sukar menerima kritikan dengan baik dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap saran atau masukan dari pihak lain.
Kadangkala seseorang dengan gangguan kepribadian ini dikagumi oleh orang lain karena mereka percaya dengan apa yang penderita sampaikan. Biasanya hal ini tidak juga cukup untuk penderita karena mereka memerlukan perhatian yang teramat melimpah.
Orang dengan gangguan narsisistik umumnya merasa iri dengan kesuksesan orang lain oleh karena penderita berpikir atau merasa lebih dengan kemampuannya dan lebih layak daripada orang orang tersebut. Orang dengan gangguan ini lebih mudah merasa rendah diri dan mengalami gangguan kejiwaan lain seperti depresi, masalah hubungan interpersonal, penolakan dan masalah dengan pekerjaan.
Gangguan kepribadian Narsisistik dilandasi oleh adanya pengalaman masa awal kanak-kanak yang negatif. Penderita gangguan ini umumnya memiliki orang tua yang mengalami gangguan serupa. Seseorang yang narsis umumnya selalu mengkritik dirinya sendiri seandainya mengalami kekhawatiran, kegagalan atau kebutuhan untuk merasa tergantung dengan orang lain. Oleh karena pola pemikiran ini berawal dari orang tua, maka anak-anak juga dituntut dengan hal serupa sehingga mereka pada umumnya memiliki pola pemikiran dan sikap yang serupa.